Menangani Onani dan Masturbasi

Desember 12, 2008 pukul 3:31 pm | Ditulis dalam Uncategorized | 3 Komentar

semoga bermanfaat ya…

Tidak bisa dipungkiri kalo banyak pria maupun wanita yang sering melakukan onani maupun masturbasi. Onani atau masturbasi merupakan kegiatan perangsangan diri sendiri hingga mencapai kepuasan. Sebenarnya dari segi kedokteran tidak benar onani bisa menyebabkan kebutaan, kegilaan, kemandulan atau gangguan saraf. Tapi secara psikologis bisa menimbulkan perasaan berdosa, malu, dan tertekan

Bagi wanita meskipun masturbasi tergolong beresiko rendah, ada beberapa dampak dari masturbasi :

1. Robeknya selaput dara dan terjadi infeksi apabila dilakukan dengan menggunakan alat.
2. mengalami lecet apabila dilakukan secara terus menerus dana menggunakan alat bantu.
3. Masturbasi merupakan tindakan mencapai kepuasan sendiri, sementara hubungan seks suami istri yang dicapai adalah kepuasan bersama, sehingga jika terbiasa melakukan aktivitas seksual untuk kepuasan pribadi akan sulit ketika melakukan aktifitas seksual untuk kepentingan bersama.
4. Menimbulkan perasaan bersalah atau berdosa karena dilarang agama atau norma.
5. Mengakibatkan pikiran lebih tertuju kepada aktifitas seksual, sehingga bisa jadi mengabaikan hal-hal penting lainnya yang harus dilakukan untuk mengembangkan kematangan psikologisnya (bergaul, belajar, beraktivitas positif dan produktif).

Namun demikian, sebagai jalan keluar paling terakhir yang dapat dilakukan untuk menyalurkan dorongan seksual adalah onani atau masturbasi. Hal ini perlu dijelaskan kepada remaja,bahwa mereka harus berupaya sekuat tenaga, namun jika masih sulit, onani atau masturbasi dapat menjadi pilihan terakhir untuk menyalurkan dorongan seksual.

Cara menghentikan kebiasaan Masturbasi :

1. Memperkuat daya kemauan. Ini hanya mungkin jika memang kita secara jujur dan tulus hendak melepaskan diri kebiasaan ini.
2. Berdoa dengan penuh penghayatan dan mendekatkan diri pada Tuhan. Sehingga dapat meningkatkan kekuatan keimanan yang membentengi dari perbuatan yang sia-sia.
3. Pahami perilaku seksual (motif, sumber perilaku, faktor-faktor pencetus), sehingga kita bisa lebih menyadari rangsangan-rangsangan dari diri dan lingkungan yang dapat meningkatkan dorongan seksual dan melemahkan pengendalian diri, dan menggantikannya kepada bentuk perilaku lain yang lebih produktif. (misalnya : menghindari sendirian dikamar, menghindari gambar-gambar porno, berduaan dengan pacar, menggambar atau menulis dll).
4. Mencari kegiatan yang positif untuk mengisi waktu luang, mengembangkan diri serta menyalurkan energi psikis kepada hal-hal yang positif/produktif. Misalnya : olahraga, seni, dll.
5. Jagalah makanan. jangan makan makanan yang pedas dan panas yang dapat merangsang dorongan seksual, misalnya daging kambing.

3 Komentar »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. Sudah sukses tobatnya, Pak?

  2. Waduh kayaknya belum nih
    hahahahahahahahahaha

  3. Wew.. Tipsnya diragukan neh coz sampe skrg koq kw belom bertobat juga sur.. Wkwkwkwk..

    Sekedar info sur.. Kl bs cantumin nara sumber coz berhubungan dengan hak cipta.. Wkwkwkwk…


Tinggalkan Balasan ke cho.meiwaku.yaro Batalkan balasan

Blog di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.